-->

Belajar Untuk Memaknai Hidup Dini

Memaknai hidup adalah sebuah anugerah istimewa dan eksklusif dari sang maha kuasa, yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup dan untuk terus melangkah menuju jalan yang kita inginkan dengan kondisi sempurna (di antara makhluk  - makhluknya) kita sebagai manusia.


Kesempatan itu tidak datang dua kali. Terkecuali nanti kita menyadari atas apa yang terjadi. Dipilih oleh Allah swt menjadi hamba - hamba nya yang beruntung menikmati kehidulan abadi di akhirat kelak. Ada nikmat lain berupa kesempatan dan nikmat-nya  yang sangat luar biasa,  bisa kita sebut dengan nikmat hidup.


Berawal dari sebuah pencitaan akan takjubnya keindahan, mukjijatnya, dan betapa maha kuasanya. Seperti dari pertemuan air yang memancarkan antara tulang sulbi laki - laki dan dada perempuan (QS. At-Tariq/ 86-87). Manusia dijadikan dua jenis yaitu laki - laki dan perempuan kemudian Allah menjadikan dari kedua jenis itu berbagai macam suku dan  bangsa (QS.  Al-hujarat/49-14).

Bukan tanpa maksud dan tujuan. Allah swt,  menghendaki dengan adanya keberagamaan jenis suku dan bangsa untuk itu saling kenal mengenal, seiring sejalan bersama sebagau khalifah,  setidaknya bagi diri sendiri, dan berfikir tentang segala penciptaanya.


Menggapai makna hidup yang penuh dengan naungan dan berkahnya. Memantaskan diri untuk memuliakan di hadapannya dengan takwa kita masing - masing proses menjadikan diri kita menjadi dihadapannya tidaklah mudah kita mengucapkan dengan lisan.

Masih banyak yang harus di penuhi dan masih banayak yang harus dipersiapkan dengan benar serta tepat, sehingga menjadi olahan hidup yang bermakna. Menikmati hidup adalah salah satu cara kita menghargai  hidup  itu sendiri, memanfaatkan karunianya sebagai salah satu ikhtiar kita menuju kemuliaan diri di hadapan sang pencipta.  Tentu saja dengan cara makruf dibenarkan ajaran agama, segenap penciptaannya di alam di perentukan. 

Bagi kita hamba - hambanya kewajiban kita adalah memaksimalkan fasilitas yang super komplit tersebut tanpa sedikit pun menyia -nyiakan. Bukan karna keniscahyaan apa yang di sekitar kita, yang kita miliki akan rusak dan lenyap apa bila kita tidak pandai menjaga, merawat, dan mensyukurinya. 


Menikmati hidup semakin terasa lebih bewarna ketika kita bersedia kita untuk saling menjaga diri, berkarya (bekerja) yang sesuai dengan tugas masing - masing dengan berada di bagian keterampilan tanpa harus di bandingkan dengan yang lain. Saling menghormati dan menghargai sesama, tidak perlu ada kecerugian - kecerugian yang hanya akan orang tersinggung atau tersakiti. 


Salah satu cara kiya menjadikan diri lebih berarti di hadapannya adalah ketika kita dalam proses menikmati hidup juga berupayah untuk mengubah, memperbaiki diri untuk menjadi makhluk yang lebih baik lagi.  Lebih bersikap dan berfikir positif memandang segala arah yang terjadi, kepada diri sendiri maupun orang lain.  Tanpa merasa malu tuk membenahi setiap kesalahan yang terdapat diri, dengan berjuang tuk memantaskan diri menjadi insan yang berkepribadian mulia. 


Sejatinya Allah menghendaki hamba - hambanya  untuk merenung dan memikirkan setiap peristiwa dan cipta - ciptaanya untuk di ambil nilai - nilai  pembelajarannya agar dijadikan acuan untuk melangkah menepaki jalan hidup yang lebih berarti dan bermakna.
Allah menjadikan sebuah peristiwa  - peristiwa yang telah lalu sebagai pelajaran yang berharga bagi hamba - hambanya, supaya tidak malas dan tidak enggan untuk merenungkan dan berfikir tentangnya yang sejarah merupkan bagian hidup manusia yang tidak di hindari. 

Karena dengan sejarah dapat mengubah (memperbaiki  diri)  dalam proses perjalanan ke akhirat  menjadi pelajaran yang lebih berarti,  mulia di sisi-nya yang memudahkan perjalanan hidup  menumbuhkan kesadaran dan keikhlasan hati. Yang bersandarkan rasa nikmat dan rasa syukur atas segala nikmat dan karunia-nya kepada kita, yang diperkenankan menikmati fasilitas tanpa membayar sepeser pun. 


Mensyukuri nikmat hidup merupakan kebiasaan yang mudah untuk di lakukan tapi terkadang setiap orang itu atas segala nikmag - nikmat yang dimilikinya tetapi ia tidak mensyulurinya, namun belajar untuk mensyukuri hidup yang penuh dengan ujuan adalah sebuah pembelajaran tanpa batas membutuhkan kesabaran dan kesadaran diri tingkat tinggi untuk untuk menghargai hidup yang lebih berguna atau bermakna. 

Di atas semua, kewajiban bagi umat manusia dalam menjalani hidup di dunia yang fana ini adalah tetap selalu
mengikhtiarkan atau mengingatkan semaksimal mungkin hal - hal yang di dibutuhkan. Begitu pula dengan diimpikan yang tentu saja membersamainnya dengan doa pengantar pencapaian-asa kita kemudian membingkai dalam satu arah kepasrahan kepada sang maha pemberi. Menyerahkan diri kepada Allah swt apapun hasil yang kita peroleh dengan kesiapan diri yang matang. 

"(yaitu)  orang - orang yang mengingatkan Allah sambil berdiri atau duduk atai dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaanya langit dan bumi (seraya berkata) "ya Tuhan kami tiadalah engkau yang menciptakan ini dengan sia - sia maha suci engkau, maha perihala kami dari siksa neraka." (Q.S Ali-imran / 3 - 191).

Allah menciptakan segala sesuatu itu yang tidak sia - sia, karena sesungguhnya dengan setiap pencipta-Nya terdapat pelajaran yang sangat berharga kita petik yang di ambil, bagi kita yang mau merenungkan dan memikirkannya. 

Wassamu,alaikum wr.wb,,

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel