-->

Pendidikan Karakter Pada Mahasiswa

Pendidikan Karakter Pada Mahasiswa


Pendidikan Karakter Pada Mahasiswa – Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan lanjutan setelah pendidikan di bangku SMA. Mereka yang menempuh pendidikan diperguaran tinggi disebut sebagai mahasiswa. Mahasiswa di Indonesia dikenal memiliki semangat dan idealisme yang tinggi. Sejenak kita akan menoleh kebelakang, dimana saat orde lama berganti menjadi orde baru diawali dengan ribuan mahasiswa yang turun ke jalan untuk ber demonstrasi. Hal yang sama juga terjadi saat orde baru berganti menjadi orde reformasi pada tahun 1998. Ribuan mahasiswa unjuk rasa, hingga mereka mampu menguasai gedung - gedung vital negara.
Bisa kita lihat bahwa peranan mahasiswa sangatlah penting di dalam sejarah pergantian orde di Indonesia. Merekalah yang akan segera mengisi kemerdekaan dengan karya berupa kolaborasi antara pemikiran dan perbuatan mereka.

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA

Pentingnya Pendidikan Karakter Pada Mahasiswa


Pendidikan karakter pada mahasiswa ini menjadi titik akhir dari pendidikan karakter itu sendiri. Karena setelah mereka selesai kuliah, segala hal yang sudah dipelajari tentang Pendidikan Karakter akan mereka terapkan di dalam kehidupan bermasyarakat.

Tidak sedikit mahasiswa yang ketika lulus kuliah langsung bisa kerja, meskipun tidak sedikit pula yang kesulitan mencari kerja. Dan banyak diantara para mahasiswa yang kesulitan mencari kerja mempunyai nilai yang cukup tinggi ketika lulus. Lalu pertanyaan yang muncul adalah apakah mereka tidak siap untuk kerja atau berkarya ?.

Jawabannya adalah memang mereka yang kesulitan untuk mencari kerja tidak siap untuk bekerja. Ketidak siapan mereka untuk bekerja menjadikan mereka berstatus pengangguran. Mungkin puluhan atau ratusan lamaran kerja yang sudah ditulis oleh mereka. Surat lamaran pekerjaan yang ditulis oleh mereka mungkin hanya akan berakhir di pos security sebuah perusahaan.

Dan itu lah pendidikan karakter menjadi sangat – sangat penting di jenjang perguruan tinggi. Bisa dikatakan bahwa pendidikan karakter di level ini sifatnya adalah penyempurnaan agar para mahasiswa itu memiliki life skill. Kemampuan akademik nyatanya hanya menyumbangkan 20 % saja dari kesuksesan seseorang, selebihnya adalah life skill yang berbicara.

Salah satu fakta kenapa para masiswa kesulitan mencari kerja adalah karena mereka terbelenggu dengan idealisme mereka sendiri. Mereka merasa bahwa mereka adalah sarjana dengan IP diatas 3,00 begitu kerja harus minimal mendapatkan gaji diatas UMK setempat. Jika setara dengan UMK lebih baik cari yang lain.

Fakta yang kedua adalah lemahnya hubungan social yang terjadi pada mereka dengan mahasiswa – mahasiswa yang lain. Mungkin saat berada di kampus yang ada dipikiran mereka hanya belajar belajar dan belajar. Sehingga ketika lulus mereka mendapatkan nilai bagus dan berharap bisa diterima kerja di perusahaan yang besar dengan gaji yang besar. Mereka melupakan satu hal yang sangat pokok, yaitu manusia adalah makhluk sosial.

MODEL PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI


Model Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi


Model pendidikan karakter di kampus atau Universitas jelas berbeda dengan jenjang sebelumnya. Para mahasiswa mempunyai pemikiran yang sangatlah komplek. Mereka cenderung mempertahankan idealisme mereka sendiri. Dan hal itu yang membuat model pendidikan karakter di jenjang perguruan tinggi menjadi berbeda dengan jenjang pendidikan sebelumnya. Akan menjadi kesulitan tersendiri bagi para dosen ketika para mahasiswa tersebut tidak pernah belajar tentang pendidikan karakter.

Pada artikel saya sebelumnya, saya sempat menyinggung masalah mengenal diri sendiri dan mengenal lingkungan. Materi ini bisa menjadi materi pembuka untuk pembelajaran pendidikan karakter. Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungan, diharapkan mereka bisa mengerti apa itu ego dan nafsu.

Setelah mereka bisa membedakan apa itu Ego dan Nafsu mereka tentu akan bisa memilah fungsi dari perasaan, akal, hati nurani dan tingkatan ketiganya dalam menentukan nilai kebenaran. Lalu mereka bisa kita kenalkan dengan 4 karakter dasar manusia yaitu melankolis, koleris, sanguine, dan flegmatis.

STRATEGI DAN PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER BAGI PELAJAR DI KAMPUS

Strategi Dan Penerapan Pendidikan Karakter Bagi Pelajar Di Kampus


Penerapan pendidikan karakter di perguruan tinggi harusnya menjadi satu mata kuliah yang wajib. Dengan pendidikan karakter para mahasiswa diharapkan mampu mewujudkan suatu peradaban baru yang memiliki nilai – nilai yang sangat tinggi ditengah masyarakat. Untuk itu, saya akan menjabarkan satu per satu tentang apa yang saya tuliskan di paragraf sebelumnya.

Perasaan


Di dalam perasaan sendiri terdapat dua hal yaitu ego dan nafsu. Sifat dari ego adalah salah ataupun benar jika itu saya maka benar, jika itu mereka akan salah. Nafsu mempunyai sifat yaitu salah atau benar jika itu enak maka benar, dan jika tidak enak maka salah.

Selamanya perasaan tidak mampu menghasilkan suatu kebenaran yang bisa dijadikan pedoman untuk menetukan mana yang benar dan mana yang salah. Karena fungsi dari perasaan adalah menentukan rasa dan selera. Kebenaran yang dihasilkan oleh perasaan adalah kebenaran semu. Misalnya ketika ada masakan gulai kambing dan ada 100 orang yang disuruh menilai apakah gulai kambing itu enak atau tidak maka akan ada 100 jawaban dan semuanya itu benar. Maka akan sia – sia jika kita masih akan memperdebatkan kebenaran yang dihasilkan oleh perasaan.

Akal


Akal atau fikiran berfungsi untuk memecahkan masalah, sehingga kebenaran yang dihasilkan adalah kebenaran relatif. Sebagai contoh kita akan berangkat dari Surabaya menuju Jakarta. Akal kitalah yang berfungsi untuk menentukan kota – kota mana yang harus kita lewati. Kita bisa memulai perjalanan dari bandara juanda lalu naik pesawat dan satu jam kemudian kita sudah sampai di Jakarta. Ini menjadi cara yang benar jika kita diharuskan sampai ke Jakarta dengan cepat.

Hati Nurani


Hati nurani atau Qolbu adalah satu – satunya yang bisa digunakan untuk mengukur suatu kebenaran secara mutlak. Karena di dalam hati nurani setiap manusia terdapat firman – firman tuhan. Apakah para pelaku kriminal tidak mempunya hati nurani ? Semua manusia mempunyai hati nurani. Dan hati nurani akan selalu menyuarakan tentang suatu kebenaran. Tinggal manusia mampu mendengarnya atau tidak.

Suara – suara hati nurani itu akan tertutup dengan dosa yang kita perbuat. Jika semakin banyak, maka kebenaran yang disuarakan oleh qolbu menjadi tidak terdengar. Sebagai contoh pada saat kita kuliah atau di jaman sekolah dulu, sudah pasti kita pernah berbohong. Bisa jadi ketika berbohong pada orang tua kita saat itu. Saat kita berbohong, pasti ada rasa bersalah yang akan timbul, itulah kebenaran yang dihasilkan oleh hati nurani. Jika kita mengabaikannya berkali – kali maka kita tidak bisa lagi mendengarkan apa yang akan disuarakan oleh hati nurani kita.

Empat Karakter Dasar Manusia


Melankolis adalah salah satu sifat manusia yang cenderung memperhatikan hal – hal detil demi mencapai kesempurnaan dalam berbagai macam hal. Orang melankolis biasanya sangat handal dalam membuat rencana dan tahapan – tahapan untuk mencapai tujuan.

Koleris adalah tipikal orang sebagai eksekutor yang handal. Orang koleris kebanyakan mempunyai kemauan,  pendirian yang sangat kuat, tegas  dan pantang menyerah. Orang koleris juga cenderung meledak – ledak saat meluapkan sesuatu. Jika orang melankolis pandai membuat rencana maka orang kolerislah sebagai eksekutornya.

Sanguin adalah salah satu karakter dasar dengan kecenderungan untuk selalu tampil didepan dan sangat mudah untuk menarik perhatian orang. Flegmatis berbeda dengan tiga karakter diatas, orang flegmatis cenderung mengalah, suka menghindari perdebatan dan pecinta damai. Meskipun karena sifatnya yang sering mengalah, justru orang sanguine ini sering dipermainkan oleh orang lain.

Dari uraian empat dasar karakter manusia bisa kita ambil kesimpulan. Saat kita mempunyai ide atau merencanakan sesuatu, kita butuh karakter melankolis. Untuk menyampaikan ide kita terhadap orang lain, kita membutuhkan karakter sanguine. Untuk menjalankan ide atau rencana tersebut karakter kolerislah solusinya. Namun ketika semua berproses dan ada masukan ataupun kritikan dari orang lain maka saat itu kita butuh karakter flegmatis.
 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel